Sejarah Diangkatnya Muawiyah Sebagai Khalifah

        Sebelum islam di pimpin oleh dinasti umayyah, islam pada awalnya muncul dan di pimpin oleh nabi Muhammad SAW yang merupakan tokoh sentral islam yang memiliki peran yang sangat besar bagi islam yang juga merupakan seorang utusan Allah dan juga nabi terakhir sebagai penutup nabi-nabi sebelumnya  dan menjadi sebab munculnya agama islam di muka bumi ini. Bisa di katakan peradaban pada masa Rasulullah adalah titik awal bagi tumbuhnya peradaban-peradaban islam selanjutnya.

Sebelum kedatangann Islam yang di bawa oleh Rasulullah, bangsa Arab sudah terdapat berbagai macam agama seperti Kristen, Paganisme, Yahudi dan Majusi. Masyarakat Arab juga sudah mengenal ajaran Tauhid yang merupakan ajaran dari nabi Ibrahim dan itu di buktikan dengan prnyrbutan Allah sebagai Tuhan mereka juga penginggalan Ibrahim dan Ismail yang masih terpelihara yaitu Ka’bah yang terletak di pusat kota Mekkah.

Sebelum datangnya Islam kepada bangsa Arab pada masa itu biasa di sebut dengan masa jahiliyah atau masa kebodohan karena masyarakat Arab pada masa itu beragama dengan mengagung-agungkan anggapan mereka sendiri dan menyimpang dari ajaran Tuhan,dan perilaku masyarakat pada masa itu cenderung barbar, diantaranya  adalah kebiasaan masyarakat Arab pra islam membunuh anak perempuan atau menguburkannya hidup-hidup yang melambangkan perbudakan dan sebagainya.

Setelah datangnya islam kepada bangsa Arab yang di mulai  dan di pimpin oleh nabi Muhammad SAW. Islam memelihara, memperbaiki, dan menyempurnakan moral, tata pergaulan, strategi perang, dan hukum keluarga yang sesuai dengan ajaran islam dengan penuh rasa cinta kasih yang di pancarkan oleh nabi Muhammad SAW. 

A. Khulafaur rasyiddin

1. Abu Bakar As-Shidiq

Setelah wafatnya nabi Muhammad SAW kaum muslimin mengadakan pertemuan di safiqah (balai kota) Bani Saidah mereka membicarakan siapa sosok yang cocok untuk menggantikan nabi. Kaum Anshar pun mengusulkan nama yang cocok untuk menggantikan nabi yaitu Sa’ad bin Ubadah.

Kemudian kabar itu terdengar para sahabat kaum Muhajirin yakni Abu bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah menyusul ke pertemuan. Saat kaum Muhajirin bertemu dengan kaum Anshar terjadilah perdebatan dan masing-masing bersikukuh mengajukan calon khalifah yang pantas untuk menggantikan nabi, sampai pada akhirnnya terpilihlaj Abu Bakar sebagai khalifah pertama umat islam yang telah menggantikan nabi setelah nabi wafat.

Dalam masa kepemimpinanya Abu bakar yang singkat yaitu selama dua tahun dari 632-634 M (11-13H) Abu Bakar telah menyelesaikan perpecahan yang terjadi di suku-suku bangsa Arab, memerangi nabi palsu, dan juga mengumpulkan ayat-ayat suci Al-qur’an  yang di salin untuk di jadikan mushaf. Dalam kepemimpinanya Abu Bakar menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai hukum. Di akhir kepemimpinanya, Abu Bakar memperluas daerah kekuasaan dengan mengirim tentara ke luar. Pada 634 M Abu bakar mengirim Khalid bin Walid dan pasukannya ke Irak dan berhasil menguasai Al-Hirah. 

Abu Bakar  wafat pada 23 Agustus 534 di Madinah, dan di makamkan di sebelah makam nabi. Sebelum Abu Bakar wafat beliau berwasiat kepada Umar bin Khatab untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah.

2. Umar bin Khatab

Setelah wafatnnya Abu Bakar  kemudian Umar lah yang menggantikan posisi Abu Bakar sebagai khalifah seperti apa yang telah di wasiatkan Abu Bakar kepada Umar yang kemudian Umar di baiat oleh kaum muslimin sebagai khalifah dan memimpin umat islam. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab. Islam mengalami kemajuan yang begitu pesat  dikarenakan pasukan Umar bin Khatab berhasil mengalahkan dua kekuatan besar pada masa itu yaitu bangsa Persia di timur dan bangsa romawi di barat.

Di bawah pemerintahan Umar bin Khatab, ekspansi islam dimulai. Kekuasaan islam meliputi Jazirah Arab, Palestina, Syuriah, Mesir dan sebagian Persia. Umar bin Khatab juga berjasa meletakkan dasar negara, Ia mengesahkan ketentaraan, kepolisian, pekerjaan umum hingga sistem kehakiman. Adapun departemen yang dibangun oleh Umar bin Khatab antara lain adalah 1. Departemen pajak dan tanah dan 2. Departemen keuangan dan salah satu peninggalan dari Umar bin Khatab adalah kalender Islam atau almanak Hijriah.

Kejayaan Islam atas kepemimpinan Umar bin Khatab ini membuat banyak musuh marah dan umar menjadi sasaran pembunuhan, itu terjadi ketika Umar bin Khatab menaklukan Persia. Umar bin Khatab telah memimpin umat islam selama 10 tahun sampai pada akhirnya ada Seorang Majusi dari bangsa Persia bernama Abu Lu’lu mencoba menusuk Umar bin Khatab saat sholat subuh berjamaah, akibat tusukan tersebut Umar bin Khatab wafat pada tanggal 3 November 644 dan Umar bin Khatab di makamkan di sebelah makam Rasulullah. 

3. Utsman bin Affan

Sebelum Umar bin Khatab wafat telah mengangkat enam orang yang bertugas menentukan pengganti Umar bin Khatab setelah wafat, diantaranya adalahUtsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam,Abdurrahman bin Auf dan Saad bin Abi Waqas. Kemudian  enam orang tersebut bermusyawaarah menentukan siapa yang cocok untuk menggantikan khalifah Umar bin Khatab, sampai pada akhirnya Utsman bin Affan terpilih sebagai khalifah di karenakan Utsman bin Affan paling senior. Utsman bin Affan di baiat sebagai khalifah pada usia 70 tahun di Masjid Nabawi.

Pada masa Utsman bin Affan ekspansi islam terus berlanjut. Atas usul Muawiyah, Usman juga membentuk armada angkatan laut. Diantara wilayah yang telah di kuasai oleh Utsman bin Affan yaitu : 

Afrika : Barqah, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah

Asia : Armenia, Tabaristan, Amu Daria, negeri-negeri Balkha, Harah, Kabul dan Haznah di Turkistan

Eropa : Cyprus.

Selain itu Utsman bin Affan membangun bendungan untuk mencegah banjir dan mengairi sawah. Utsman bin Affan juga di kenang sebagai khalifah pertama yang memperbaiki dan memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Dan diantara prestasi-prestasi Utsman bin Affan paling gemilang yakni membukukan Al-Quran.

Pemerintahan Utsman bin Affan berlangsung selama dua periode, dengan masing-masing periode 6 tahun. Di periode pertama Utsman bin Affan terpilih lagi memimpin di periode kedua. Di periode ke dua, terjadi perpecahan dan pemberontakan dikarenakan Utsman bin Affan di proteer karena jabatan-jabattan strategis di pemerintahan di berikan kepada keluarganya dari Bani Umayyah. 

Pada tahun 35 H atau 655 M, sekitar 1.500 orang datang ke madinah untuk melakukan pemberontakan karena tak mendapat tanggapan dan sebagian di hasud oleh seorang Yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’ yang di sebut pura-pura masuk Islam untuk menyebar fitnah. Akibatnya rumah Utsman bin Affan di kepung dan di desak mundur sebagai khalifah. Dan salah satu dari pemberontak itu berhasil masuk lewat atap dan membunuh Utsman bin Affan dan wafat di usia 82 tahun pada 20 Mei 656 M.

4. Ali bin Abi Thalib

Terbunuhnya khallifah Utsman bin Affan pada tahun 35, membuat suasana di kota Madinah menjadi tidak kondusif. Suasana kota menjadi mencekam dan merisaukan karna tidak adanya seorang pemimpin dan imam.

Ketika itu terjadi pengelompokan-pengelompokan masyarakat, pada sebagian pemberontak melakukan perkumpulan. Dan di bagian lain kaum Muhajirin dan kaum Ansor juga melakukan pembuatan kelompok termasuk Tabi’in dari kota madinah. Karena sebab itu lah mereka berusaha memilih seorang khalifah secepat mungkin dan di lakukan di Madinah karna itulah ibukota satu-satunya umat Islam. Sampai pada akhirnya Ali bin Abi Thalib lah yang terpilih dan kemudian di baiat menjadi khalifah karna dari berbagai segi  Ali bin Abi Thalib lah yang cocok untuk menggantikan Utsman bin Affan sebagai khalifah.

Walaupun Ali bin Abi Thalib sudah di baiat sebagai khalifah, namun masih ada beberapa sahabat yang tidak mau membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah namun hal itu tidak menjadikan pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi tidak sah, karena itu hanya bersifat pasif.

Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah dan memimpin Islam selama enam tahun, pada masa pemerintahannya Ali bin Abi Thalib tidak sunyi dari pergolakan politik, Ali bin Abi Thalib berusaha menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan egaliter. Ali bin Abi Thalib mengambil kembali harta yang di bagi-bagikan Utsman bin Affan kepada pejabat-pejabatnya. Ali juga menuliskan surat kepada para Gubernur dan pejabat daerah lainnya untuk bijaksana dan menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak mengecewakan rakyatnya.

5. Diangkatnya Muawiyah bin Abu Sofyan sebagai Khalifah

        Ali bin Abi Thalib ingin mengembalikan citra pemerintahan Islam sebagaimana pada masa Umar bin Khatab dan Abu Bakar As-sidiq, namun kondisi masyarakat yang kacau balau dan tak terkendali menjadikan rencana dan usaha Ali bin Abi Thalib tidak banyak terwujud atau berhasil. Seperti permasalahan Thalhah dan Zubeir  yang meminta bagian atas pemerintahannya, namun di tolak Ali bin Abi Thalib sehingga keduanya berbelok dari Ali bin Abi Thalib hingga berujung pada perang jamal atau perang unta.

        Di sisi lain ada Muawiyah bin Abu sofyan yang menuntut balas atas pembunuhan Utsman bin Affan yang beranggapan pemerintahan Ali bin Abi Thalib tidak lah bersunguh-sungguh dalam mencari siapa pelaku pembunuh Utsman bin Affan yang di jadikan senjata Muawiyah bin Abu Sofyan untuk merebut dan menjatuhkan kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Dan kemudian berujung dengan perang Siffin dan berakhir dengan Tahkim. Yang kemudian dua delegasi pun terpilih, dari pihak Ali bin Abi Thalib mengirim Abu Musa Al Asy’ari  merupakan orang yang jujur dan Muawiyah mengirim Amr bin Ash yang pandai dan cerdik dalam berpolitik. Sampai pada akhirnya Abu Musa dan Amr bin Ash sepakat untuk mencopot keduanya dari jabatan dan di lakukan voting dari rakyat terhadap keduanya. Namun ketika pencopotan Ali bin Abi Thalib Abu Musa di tipu oleh Amr bin Ash yang kemudian mengumumkan dan mengangkat Muawiyah bin Abu Sofyan sebagai khalifah.


Post a Comment

أحدث أقدم