Sejak islam menaklukkan Spanyol sampai jatuhnya Islam di Spanyol, Islam memainkan peran dan kontribusi yang sangat besar bagi Spanyol dan dunia barat. Dalam sejarahnya yang panjang umat Islam di Spanyol, pada masa kekuasaan islam di Spanyol dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode pertama, dimulai dari ekspansi Islam ke Spanyol yang dipimpin oleh Toriq ibn Ziyad. Pada periode pertama ini sistem perpolitikan di Spanyol belum stabil, karena pada saat itu pemerintahan umat islam masih berada di bawah para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam periode ini masih terjadi banyak gangguan keamanan di beberapa wilayah, baik itu gangguan dari luar maupun dari dalam, faktor internal yang masih terjadi pada saat itu ialah seperti perselisihan antara elit penguasa, perbedaan antar etnis dan golongan, hal ini yang mengakibatkan sering terjadinya perang saudara, seperti perselisihan antara Arab Selatan dan Arab Utara.
Dalam karya yang ditulis oleh Mahayuddin Hj. Yahya dan Ahmad Jaelani Halimi bahwa perpecahan ini faktor yang paling mendasar terletak pada strata sosial, dimana Arab Yaman merasa lebih tinggi, pasalnya Arab Yaman lebih dulu datang ke semenanjung ini. Dan dari sedangkan faktor eksternal yaitu pada masa ini merupakan masa peletakkan dasar, asas dan invasi Islam di Spanyol, tentunya masih banyak pihak-pihak non muslim yang belum tunduk pada islam. Pada periode pertama ini sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di Damaskus. Pada periode ini juga Islam di Spanyol belum menemukan figur sejati, ini dapat dilihat dari terjadinya dua puluh kali pergantian wali. Dari berbagai fenomena ini mengakibatkan Islam di Spanyol belum memasuki kegiatan bangun membangun baik di bidang peradaban maupun kebudayaan.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Periode kedua Spanyol dikendalikan oleh ‘Abd al-Rahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M yang diberi gelar al-Dakhil. dan bergelar amir, namun gelar tersebut bukan berarti ia tunduk pada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah ‘Abbasiyah di Baghdad. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah II di Spanyol. Beberapa penguasa Spanyol pada periode ini diantaranya ialah ‘Abd al-Rahman I, Hisham I, Hakam I, ‘Abd al-Rahman Al-Ausat, Muhammad ibn ‘Abd Al-Rahman, Mundhir ibn Muhammad, dan ‘Abd Allah ibn Muhammad. Kemajuan peradaban islam di Spanyol dimulai pada periode ini. Kemajuan itu terjadi dalam bidang politik, peradaban dan juga pendidikan.
Ini bisa dilihat dari masing-masing penguasa pada periode ini. ‘Abd al-Rahman I mendirikan Peradaban Islam di Spanyol, mesjid Cardova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar yang berada di Spanyol. Hisham dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran, sedangkan Abd al-Rahhman al-Ausat dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Tak heran jika masa kepeimpinan ‘Abd al-Rahman al-Ausat ini pemikiran filsafat mulai masuk, dan ilmu pengetahuan mulai semarak dan meriah pada masa ini. Karena ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol. Pada periode kedua ini juga belum sepenuhnya stabil karena Dinasti Abbasiyah, mengirim gubenur Afrika Utara ke Spanyol dengan membawa 7000 tentara, yang terjadi pada tahun 764 M. tentara ini mendapat bantuan dari suku Qais, namun ‘Abd al-Rahman memenangi peperangan tersebut. Dan yang masalah kedua tentunya datang dari orang Kristiani yang berada di luar Andalus dengan di pimpin oleh Raja Charlemagne yang berusaha untuk menjatuhkan Islam, namun hal itu gagal dilakukannya.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ketida berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd al-Rahman III yang bergelar Al-Nasir. ‘Abd al-Rahman III ialah penguasa pertama yang menggunakan gelar khalifah dari kalangan Bani Umayah di Spanyol. Pada periode ketiga ini umat Islam di Spanyol mencapai pada puncak kemajuan dan kejayaan yang menyaingi Daulah Abbasiyah yang berada di Bagdad. Abd alRahman al-Nasir mendirikan Universitas Cordova. Dan perpustakaannya mempunyai koleksi ratusan ribu buku. H}akam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Masyarakat ada periode ini menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Namun sejak Hisham naik tahta dalam usianya yang masih sebelas tahun, adalah awal kemelut dari periode ini dan perjalanan Bani Umayah di Andalus, pasalnya kendali pemerintahan berada di tangan militer. Sampai pada akhirnya pada periode ini gelar khalifah dibubarkan, dan berlanjut dengan berdirinya negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu di Spanyol.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
pada periode keempat Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan, pusat pemerintahanya di beberapa kota seperti Sivilie, Toledo dan sebagainya. Dari beberapa perpecahan itu Abbadiyah di Sivilie adalah yang terbesar. Dalam periode ini kehidupan politik islam di Spanyol carut marut akan tetapi dalam bidang keilmuwan pada periode ini tetap berkembang, karena istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapat perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode kelima terdapat suatu kekuatan yang masih dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabitun (1146-1235 M). Dinasti Murabitun pada mulanya ialah merupakan sebuah gerakan agama di Afrika Utara yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin. Pada tahun 1062 M, dan Yusuf ibn Tasyifin berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Kemudian Yusuf ibn Tasyifin masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen. Pada tahun 1143 M kekuasaan dinasti Murabitun berakhir karena di pimpin oleh penerusnya yang lemah, yang kemudian digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun datang ke Spanyol di bawah pimpinan ‘Abdul Mun’im sekitar tahun 1114 dan 1154 M. Dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Tumar (1078- 1130) dari suku Masmuda, yang diberi gelar al-Mahdi. Kota-kota penting umat Islam di Cordova, Almeria, dan Granada jatuh di bawah kekuasaannya. dalam beberapa dekade dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Dan pada tahun 1212 M, dinasti ini ambruk karena mendapat serangan dari pasukan Kristen. Akibat kekalahannya akhirnya dinasti Muwahhidun memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Periode keenam merupakan periode terakhir kekuasaan Islam di Spanyol. Pada periode keenam ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah kekuasaan dari dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). dan peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman ‘Abd al-Rahman al-Nasir. Namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Pada penghujung kepemimpinan Nasriyah Granada berpenduduk sekitar setengah juta jiwa. Pada periode ini merupakan akhir dari ekstensi Islam di Spanyol.
إرسال تعليق