Sejarah Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

        Sejak kekuasaan islam di Spanyol sampai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol yang dipimpin oleh berbagai khalifah, membentuk beberapa peradaban di Spanyol. Peradaban tersebut dibentuk berdasarkan asimilasi antara bangsa Spanyol, warga Barbar dengan kultur Islam, serta ditopang dengan kondisi perekonomian yang sangat makmur pada saat itu. Dalam waktu lebih dari tujuh abad lamanya, Islam telah mencapai kejayaan di Spanyol, dan banyak prestasi yang diperolehnya, bahkan kemajuan islam di Spanyol itu membawa bangsa Eropa kepada kemajuan dunia. Kejayaan dan peradaban yang di bawa Islam di Spanyol menghasilkan gemerlap cahaya yang luar biasa diantara buktinya ialah taman-taman kota, masjid Agung di Cordova, pancuran air dan alun-alun Istana Al-Hambra, syair Muashshabat, Zajal, banyaknya kebun-kebun irigasi di Sevilla dan Valencia, syair-syair filsafat dan sains. Semua itu adalah peninggalan Islam di Spanyol. Spanyol adalah pusat utama dalam pendistribusian filsafat Yunani melalui bangsa Arab ke bangsa Eropa (Lapidus, 1999). Orang yang paling berperan besar dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam di Spanyol adalah pada masa kepemimpinan khalifah Abdurrahman I (756-788 M) dan beliau bisa dikatakan sebagai founding father Bani Umayyah di Spanyol yang sekaligus merupakan dasar kebangkitan peradaban Islam di Andalusia (Ismail, 1996). Berikut ini adalah kemajuan peradaban Islam yang ada di Spanyol dari beberapa aspek :

1) Kemajuan Intelektual

Dalam sejarahnya, mulai pada abad kesebelas sampai abad ketigabelas, umat Islam telah mencapai zaman keemasannya, yang ditandai dengan adanya kebangkitan dinamika intelektualitasnya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan secara integral dan harmonis. Sebaliknya, terdapat stagnasi ilmu pengetahuan di belahan Eropa karena dogma gerejani. Banyak lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu dan filsafat yunani ditutup. Kondisi ini yang menyebabkan para ilmuwan Eropa yang keluar dari negaranya. Mereka kagum terhadap Islam, dengan kebijaksanaan dan semangat dari umat islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi mereka untuk terus mencari tahu dan menggali khazanah keilmuwan dunia Islam. Berikut kontribusi intelektualitas islam terhadap dunia barat diantaranya ialah:

a) Filsafat 

Dalam Kejayaannya Islam di Spanyol telah menghasilkan kebudayaan dan peradaban yang sangat brilian sepanjang sejarah Islam. Spanyol mempunyai peranan sebagai perantara ilmu pengetahuan ke Eropa pada abad ke-12 M. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan islam pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Al-Rahman (832-886 M) (Fakri, 1986). Dalam pengembangan ilmu pengetahuannya Islam telah melahirkan lahirnya para filosof-filosof diantaranya seperti Abu Bakar Muhammad ibn Al-Sayigh, Abu Bakar ibn Tufail, ia banyak menulis masalah kedokteraan, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal yaitu Hay ibn Yaqzan. Kemudian ada Ibn Rusyd dari Cordova yang merupakan ahli dalam menafsirkan karya-karya Aristoteles dan kehati-hatian serta mengakomodir antara filsafat dan agama. Dia juga ahli dalam bidang fiqh, salah satu karya terkenal yang berhasil ia tulis adalah Bidayah al-Mujtahid (Yatim, 2008). 

b) Sains 

Ilmu yang sedang berkembang pada saat itu ialah ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia. Ilmuwan yang terkenal ketika itu adalah Abbas ibn Farnas yang merupakan seorang ahli dalam bidang kimia dan astronomi. Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqas terkenal dalam ahli astronomi. . Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqas juga seorang penemu alat yang dapat menentukan waktu terjadi gerhana matahari dan berapa lama waktunya dan juga seorang penemu dari teropong modern. Ahmad ibn Abbas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. dan masih banyak lagi tokoh-tokoh mempunyai kontribusi dalam bidang sains.

c) Fiqh 

Spanyol ketika itu dikenal menganut mazhab Maliki. Orang yang memperkenalkan mazhab Maliki di sana adalah Ziyad ibn Abd. Al-Rahman. Selanjutnya diteruskan oleh Ibn Yahya ketika menjadi qadi pada masa Hisyam bin Abd Ar-Rahman. Ahli fiqh lainnya adalah Abu Bakar Ibn Al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id, Al-Baluti, dan yang terkenal adalah Ibn Hamzah (Fakri, 1986). 

d) Musik dan Kesenian 

 Musik dan kesenian merupakan salah satu kontribusi islam terhadap dunia barat. Umat Islam di Spanyol mencapai kejayaan dalam bidang musik dan kesenian ini dipelopori oleh Al-Hasan ibn Nafi yang mendapat julukan Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubaah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya dan juga kepada para budak-budak, sehingga kemasyhuran tersebar luas (Syalabi, 1983). 


e) Bahasa dan Sastra 

Dalam kemajuan bidang kesusastraan juga bisa di lihat di gunakannya bahasa Arab  menjadi bahasa resmi pemerintahan Islam di Spanyol. Kebijakaan ini dapat diterima dengan suka rela oleh orang-orang  non-Islam. Bahkan penduduk asli Spanyol lebih mengutamakan bahasa Arab dari pada bahasa ibu mereka. Banyak yang kemudian muncul sebagai ahli bahasa Arab, antara lain: Ibn Sayyidi, Ibn Malik penulis kitab Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isbili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Gharnati. 

f) Al-Ma’had ‘Ali (Pendidikan Tinggi)

Di bawah kekuasaannya, Al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah banyak memberikan penghargaan kepada para sarjana. Ia telah membangun universitas Cordova yang menjadi salah satu lembaaga pendidikaan tinggi yang terkenal di dunia. Universitas ini menandingi universitas Al-Azhar khairo dan Nizamiyah di Baghdad dan telah menarik perhatian para pelajar, tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari berbagai wilayah lainnya di Eropa. Diantara para ulama yang mengajar di Universitas Cordova adalah Ibn Qutaybah, beliau dikenal sebagai ahli tata bahasa. Abu Ali Al-Qali yang sangat terkenal sebagai ahli filologi (El-Haji, 2008). Universitas Cordova memiliki perpustakaan yang mengoleksi lebih dari empat juta buku. Universitas Cordova memiliki jurusan astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan hukum. Menurut Ubadah, jumlah mahasiswanya ketika itu mencapai seribu orang. Mata kuliah yang diajarkan diUniversitas Cordova adalah teologi, hukum Islam, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Di pintu gerbang universitas Cordova terdapat prasasti yang bertuliskan sebagai berikut: “Dunia ini ditopang oleh empat hal, yaitu pengajaran tentang kebijaksanaan, keadilan dari penguasa, ibadah dari orang-orang yang saleh dan keberanian yang pantang menyerah” (El-Haji, 2008). 

g) Perpustakaan 

Keberadaan perputakaan dengan sejumlah besar bukunya merupakan salah satu diantara sekian sarana penunjang kependidikan yang menjadi pusat perhatian. sebagai contoh, perpustakaan Al-Hakam dengan jumlah bukunya 400.000 buah, selain itu pameran atau bazaar buku merupakan kegiatan yang paling sering dijumpai di Universitas Cordova. Satu kondisi logis dari masyarakat sadar dalam urusan ilmu pengetahuan adalah mereka memusatkan perhatian pada pengkajian ilmiah. Sumber dana perpustakaan berasal dari wakaf yang membantu peningkaan kualitas perpustakaan. Administrasi dalam hal peminjamaan buku juga dilaksanakan dengan baik, yaitu adanya ketentuan khusus bagi dua golongan peminjam buku yaitu, kalangan ulama dan non-ulama (El-Haji, 2008). 

2) Kemajuan Arsitektur 

Tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan saja, pembangunan fisik juga mendapat perhatian umat Islam ketika itu. Untuk melancarkan akses ekonomi dan perdagangan, jalan-jalan dan pasar dibangun, bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi yang sebelumnya tidak dikenal, kemudian diperkenalkan oleh orang Islam kepada masyarakat Spanyol. Demikian pula bangunan dan gaya arsitektur yang diwariskan Islam kepada Spanyol sangat berdampak besar bagi kemajuan Eropa hari ini. Diantara bangunan-bangunan monumental yang bernilai arsitektur tinggi yang masih tegak sampai saat ini adalah: Masjid Jami’ dan Madinat Az-Zahra’ di Cordova, istana puri Al-Hamra’ (Al-Hambra) di Granada serta Al-Cazar di Seville (Shiddiqi, 1986). Masjid Jami’ Cordova adalah salah satu contohnya yang memiliki tiang berjumlah 1293 buah bagaikan pepohonan rimba yang menopang atap dibangun pada masa pemerintahan Abdurrahman I ad-Dakhil (756-788 M) dan selesai pada tahun 793 M pada masa pemerintahan Hisyam I (788-822 M) (El-Haji, 2008). Masjid ini dihias pula oleh lampu yang bergantungan yang terbuat dari kuningan. Kini masjid ini dikenal dengan nama La Mezquita yang dijadikan Katedral oleh Ferdinand III setelah Cordova direbutnya. Jalan-jalan di Cordova sudah dikeraskan dan diterangi oleh sinar lampu dari rumah yang berada di sepanjang jalan. Pada waktu yang sama penduduk Paris dan London masih berjalan melalui gang sempit, becek dan gelap. Tujuh ratus tahun setelah ini, baru ada satu lampu jalan di London. Di Paris satu abad kemudian orang yang berjalan di hari hujan, mata kakinya masih terbenam dalam lumpur (Shiddiqi, 1986).

 Kemegahan dan kemewahan juga dapat terlihat pada istana dan bangunan pemerintah juga terlihat pada perumahan rakyat. Arsitektur perumahan berkembang dalam gaya Moorish (Muslim) yang di sini disebut gaya Spanyol yang sekarang sedang digandrungi oleh masyarakat hartawan Indonesia. Bangunan rumah dilengkapi pula dengan taman-taman yang indah dan luas yang sampai saat ini masih dipelihara sebagai salah satu bukti sejarah. Salah satu taman yang terkenal adalah taman Generalife yang aslinya seharusnya dibunyikan Jannat al-‘arif (Shiddiqi, 1986). Penemuan kaum Muslimin yang paling penting dalam bidang arsitektur adalah membuat atap yang berbentuk kubah berdasarkan sistem “diagonal lengkung” dan sistem “diagonal rusuk terlihat”, sehingga atap tidak memerlukan tiang penopang di tengah-tengah ruangan. Kaum muslimin telah mampu pula membangun menara tinggi. Di Tareul dijumpai empat buah menara yang menjadi kaki bangunan pelengkung (terowongan) sebuah jalan seperti kemudian ditiru pada menara Effiel di Paris (Shiddiqi, 1986).

3) Teknik Pembuatan Kapal dan Alat Navigasi

Pada waktu dunia Kristen Barat baru mampu membuat kapal yang hanya bisa menyeberangi Laut Tengah dengan menggunakan angin buritan, kaum muslimin telah mampu membuat kapal yang melayari Lautan Hindia sampai ke Cina. Mereka inilah yang melakukan perdagangan Internasional antara Timur dan Barat. Pelaut-pelaut Cina baru menggunakan kompas pada tahun 1100 M, ada pula sebahagian orang yang mengatakan bahwa kompas ditemukan oleh Flavio Gioia dari Italia pada tahun 1302 M. Ternyata orang Arab lebih dulu menggunakan kompas, baru kemudian dikembangkan oleh orang-orang Barat sampai ke bentuk sekarang ini (Shiddiqi, 1986). Dari berbagai kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam di atas, tampak jelas bahwa kejayaan Islam di Spanyol sungguh sangat mengagumkan. Banyak penemuanpenemuan muslim dahulu yang hari ini diklaim oleh barat sebagai penemuan mereka. Singkat kata, peradaban Islam di Spanyol memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kemajuan dunia hari ini.


Post a Comment

أحدث أقدم